Institut Teknologi Sepuluh Nopember (disingkat ITS) adalah
perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya. ITS awalnya didirikan oleh
Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro
pada tanggal 10 November 1957.
Dies Natalis ITS pertama adalah 10 November 1960, sementara
nama ITS mulai digunakan dalam Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1961
(ditetapkan tanggal 23 Maret 1961). Dalam visi awal, ITS ditujukan untuk
mendidik para pemimpin yang unggul di bidang sains dan teknologi, untuk
mengangkat Republik Indonesia menjadi negara berperadaban maju dan tinggi.
Kampus ITS Sukolilo menempati areal seluas 180 hektare,
dengan luas bangunan seluruhnya kurang lebih 150.000 m2. Selain itu terdapat
Kampus Manyar yang dipergunakan oleh Program D-3 Teknik Sipil dengan luas
bangunan 5.176 m2 dan Kampus ITS Cokroaminoto yang dipergunakan untuk magister
manejemen serta beberapa lembaga kerjasama dengan luas bangunan 4.000 m2.
Etimologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember melekat dengan sejarah
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pendirian ITS dipelopori oleh para
pejuang kemerdekaan Republik Indonesia sejak tahun 1957, melibatkan dr. Angka
Nitisastro, Soedjasmono, Kyai Haji Yahya Hasyim, dan didukung oleh Roeslan
Abdulgani. Untuk mempertahankan sejarah pemberian nama awal, kata
"Nopember" dalam kepanjangan ITS tidak diubah menjadi
"November" sebagaimana kosakata yang baku dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Makna kata dan cara penulisan Meskipun lahir tiga tahun sebelum tahun 1960, namun secara
resmi ITS menetapkan tanggal kelahirannya bertepatan dengan Hari Pahlawan tahun
1960. Sedangkan Sepuluh November dengan v adalah nama bulan kesebelas dalam
sistem penanggalan Masehi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak akan
dijumpai kata Nopember karena yang baku adalah November.
Heroisme dan patriotisme rakyat Surabaya dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan sudah terbukti. Peristiwa di kawasan Jembatan Merah
Surabaya menjadi salah satu bukti ketidakgentaran para pejuang dalam
perlawanannya menghadapi tentara Sekutu. Sejarah mencatat bahwa pada bulan
September terjadi penyerangan terhadap markas Jepang oleh para pejuang.
Sementara itu, pasukan sekutu telah ada di Surabaya. Suasana kota semakin panas
sejak terjadinya Insiden Bendera atau Insiden Tunjungan.
Pertempuran yang berkobar di dekat Jembatan Merah menewaskan
Brigjen A.W.S Mallaby. Inggris marah dan mendatangkan bantuan di bawah Mayor
E.C. Mansergh dan terus memberikan ultimatum kepada arek-arek Surabaya untuk
menyerahkan senjata pada tanggal 9 November sebelum pukul 18.00 WIB. Jika
ultimatum tidak dipenuhi, Surabaya akan diserang pada tangggal 10 November dari
darat, laut dan udara. Bung Tomo, pimpinan BPRI membangkitkan semangat
arek-arek Surabaya untuk melawan pasukan Inggris dan NICA (Nederlandsch Indiƫ
Civil Administratie).
Tidak ada PTN lain yang namanya menyandang hari yang sangat
penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia itu. Hari yang memiliki makna
ruang sekaligus waktu. Makna ruangnya adalah peristiwa terjadi di Surabaya,
sedangkan makna waktunya adalah peristiwa perlawanan arek - arek Surabaya
menghadapi tentara Inggris yang berusaha mengembalikan kekuasaan kolonial
Belanda di bumi pertiwi ini.[2]
Sejarah
Pendirian
Monumen dr. Angka Nitisastro di Aula dr. Angka ITS.
Penandatanganan Peresmian Pendirian ITS oleh Presiden
Soekarno.
1957
PII Cabang Jawa Timur mengadakan lustrum pertama dan gagasan
mendirikan lembaga pendidikan tinggi kembali dilontarkan. Sebagai hasilnya, dr.
Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII
cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan
Perguruan Tinggi Teknik.
Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara
lain:
• Lahan
Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum
dimanfaatkan
• Kebutuhan
akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program
pembangunan dan industri di dalam negeri.
• Melihat
perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang
jauh perbedaannya.
17 Agustus 1957
Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) secara resmi berdiri
dan diketuai oleh dr. Angka Nitisastro. Yayasan tersebut dibentuk sebagai wadah
untuk memikirkan tindakan-tindakan lebih lanjut dan memperbincangkan
sedalam-dalamnya segala konsekuensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
dalam rangka membulatkan tekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Teknik di
kota Surabaya.
10 November 1957
Yayasan mendirikan Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember
Surabaya yang diresmikan oleh Presiden Soekarno. Perguruan Tinggi Teknik 10
Nopember Surabaya hanya memiliki dua jurusan yaitu, Jurusan Teknik Sipil dan
Jurusan Teknik Mesin.
Setelah beberapa tahun melalui usaha-usaha yang dirintis
oleh tokoh-tokoh dari YPTT, Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember diubah
statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan nama: “Institut Teknologi
Sepuluh Nopember di Surabaya”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
yang semula memiliki 2 (dua) jurusan yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin
berubah menjadi lima yaitu: Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik
Perkapalan, dan Teknik Kimia.
Perkembangan
1961
Jurusan-jurusan kemudian berubah menjadi fakultas. Kemudian
dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1961 (ditetapkan kemudian pada tanggal
23 Maret 1961) ditetapkan bahwa Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh
Nopember yang pertama adalah tanggal 10 November 1960.
1965
Berdasarkan SK Menteri No. 72 tahun 1965, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) membuka dua fakultas baru, yaitu, Fakultas
Teknik Arsitektur dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Dengan demikian sejak
saat itu, ITS mempunyai tujuh fakultas yang tersebar di beberapa tempat, yaitu:
Jl. Simpang Dukuh 11, Jl. Ketabang Kali 2F, Jl. Baliwerti 119-121, Jl. Basuki
Rahmat 84 sebagai kantor pusat ITS.
Guna mengantisipasi perkembangn lebih lanjut , dan
menyatukan tempat-tempat kuliah yang terpisah tersebut, maka para tokoh YPTT,
bersama dengan Bupati Surabaya pada saat itu Raden Soekarso (1958-1968) mencari
lokasi baru untuk pembangunan Kampus ITS di daerah Sukolilo - Keputih Surabaya
dengan luas lahan 172 ha.
1972
Fakultas Teknik Sipil pindah ke Jl.Manyar 8, sehingga ITS
semakin terpencar.
1973
Penyusunan rencana induk pengembangan jangka panjang (20
tahun) sebagai pedoman pengembangan ITS selanjutnya. Rencana Induk Pengembangan
ITS menarik perhatian Asian Development Bank (ADB) yang kemudian menawarkan
dana pinjaman sebesar US $ 25 juta untuk pengembangan empat fakultas, yaitu,
Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Elektro, dan
Fakultas Teknik Kimia.
1975
Fakultas Teknik Arsitektur pindah ke kampus baru di Jl.
Cokroaminoto 12A Surabaya. Kantor pusat ITS pindah ke alamat yang sama.
1977
Dana dari ADB tersebut sebagian digunakan untuk membangun
kampus ITS Sukolilo bagi empat fakultas tersebut di atas. Pada tahun 1981
pembangunan gedung di kampus Sukolilo sebagian sudah selesai. Pembangunan
kampus Sukolilo tahap I dapat diselesaikan dan diresmikan penggunaannya pada
tanggal 27 Maret 1982.
Kampus Sukolilo
1983
Perubahan struktur organisasi yang berlaku bagi universitas
atau institut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1981 dan Keputusan Presiden No. 58 tahun 1982, ITS
berubah menjadi hanya 5 fakultas saja, yaitu Fakultas Teknik Industri, Fakultas
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas Non Gelar Teknologi (Program-Program
Non Gelar).
1991
Terjadi perubahan menjadi 4 fakultas, yaitu Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknologi Industri
(FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi
Kelautan (FTK). Jurusan yang ada di Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan
ke jurusan sejenis di 2 fakultas (FTI dan FTSP). Selain itu ITS juga mempunyai
2 Politeknik yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik
Elektronika Negeri
Surabaya (PENS).
1994
ITS kembali memperoleh dana pinjaman ADB sebesar US $ 47
juta untuk pengembangan semua fakultas dengan fokus teknologi kelautan. Program
ini selesai pada April 2000. Selain itu ITS juga telah memperoleh dana hibah
dari pemerintah Jerman/GTZ (1978-1986) untuk pengembangan Fakultas Teknik
Perkapalan.
2001
Berdasarkan SK Rektor tanggal 14 Juni 2001, ITS membentuk
fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTIf).